Minggu, 06 Maret 2016

Salah Kaprah

Akan kuceritakan kepadamu. Sebuah hotel, katanya, sepi pengunjung. Ber-AC, tapi tak berfungsi kala siang. Begitu juha tivinya. Listrik padam. Seisi kamar tampak kusam. Berdebu. Terletak di tepi pantai, suara AC nya serupa hempasan ombak. Bunyinya menampar-nampar pagi. Pintu kamar mandi tak bisa dikunci. Tak ada kopi, atau apapun untuk menyambut pagi. Di resepsionis, meja dan perabotannya berantakan. Berdebu juga. Cocok untuk syuting film horor, kata teman saya.

Apapun yang kuceritakan ini, bukanlah hal baru. Apalagi di tempat-tempat jauh semacam ini. Ini juga tak perlu diprotes. Bukankah semua indah jika dinikmati?

"Dulu tempat ini ramai. Pengunjung keluar masuk. Kini hanya satu dua kamar terisi dalam seminggu. Perusahaan tambang tutup, karyawan banyak diberhentikan." Seorang lelaki, satu-satunya pekerja di tempat ini, menjelaskan. Alam kembali disalahkan.

Jadi ingat salah iklan di tv. Inilah ceritaku dari Halmahera.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Curah Gagasan a la FIB Unkhair

*** Banyak yang Harus Dilakukan (Catatan dari ‘Bacalefo’ Ormawa FIB) *** Kebajikan mesti dikabarkan agar tetap bisa ditularkan...