Ribut-ribut soal politik, televisi selalu ada cara untuk mewartakan agar semua tampak rumit. Begitu juga media pewarta lainnya. Bahkan di media sosial juga, kita pun turut menimpalinya. Mulai dari Ahok, suami tembak istri, bupati pesta shabu, banjir, dst. Asal ada beberapa waktu duduk di depan tivi, rasanya negara ini persoalan melulu. Tapi begitulah. Jika mengabarkan hal biasa, itu bukan 'berita'. Itu ilmu lama yang saya pelajari dari pelatihan jurnalistik dasar dahulu.
Malam ini, cukuplah kita duduk di sini. Tertawa, mengenangkan hal-hal lucu - bisa jadi karena kecorobohan, keluguan, keisengan, kebodohan, dsj - sambil menatap kerlip lampu nun jauh di bawah sana. Ternate, berpucuk temaram di bawah sana. Tidore di seberang sana, lampunya bermain cahaya di bias lautan. Dan Halmahera, lebih jauh lagi dari pandangan, samar.
Di sinilah kita. Berbincang hal sederhana. Remeh temeh kehidupan. Lepas dari politik, bebas dari tivi. Tapi, tetap saja media sosial menggoda kita untuk melibatkannya dalam perjumpaan ini. Begitu pula kopi yang seruputannya menagih-nagih. Akh! Perlahan suara musik biarlah melatari kebersamaan nan sahaja ini.
Mari berbincang lagi!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar